Manfaatkan Limbah, Tim KKN UNY 2023 Ubah Bonggol Jagung Menjadi Media Tanam Jamur
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY. Meskipun demikian, pada beberapa kasus mahasiswa dapat melakukan konversi SKS sehingga tidak perlu mengikuti program KKN. Sebagai contoh, mahasiswa yang sebelumnya telah mengikuti kegiatan, seperti Kampus Mengajar, Pertukaran Pelajar, atau kegiatan Kampus Merdeka lainnya, maka saat periode KKN tiba, mahasiswa dapat mengkonversikan kegiatan tersebut dengan SKS perkuliahan dan tidak perlu mengikuti program KKN.
Di UNY sendiri, KKN terbagi menjadi beberapa skim, yaitu skim Reguler, skim Mandiri, skim Kebangsaan, skim Kerja sama, dan lain-lain. Setiap kelompok KKN dari semua skim tentunya memiliki program kerja yang telah disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. Program kerja tersebut banyak yang menarik perhatian bahkan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat setempat. Salah satunya adalah kelompok KKN ISS MBKM UNY DES 3 yang berlokasi di Dusun Gagan, Bligo, Ngluwar, Magelang, Jawa Tengah. Kelompok tersebut beranggotakan 10 mahasiswa yang berupaya memanfaatkan limbah bonggol jagung warga untuk dijadikan media tanam jamur. Adapun jamur yang dihasilkan adalah Jamur Janggel yang dapat dijadikan sebagai jamur konsumsi.
Ivan Ardiyanto, penanggung jawab program kerja tersebut mengatakan bahwa selama masa observasi, banyak sekali limbah bonggol jagung yang ada di sekitar rumah warga dan tidak dimanfaatkan secara optimal. “Kami mendapatkan informasi jika sebagian besar masyarakat di Dusun Gagan berprofesi sebagai petani. Akhir-akhir ini produk yang dipanen berupa jagung. Kami juga mendengar jika limbah bonggol jagung yang dihasilkan belum dimanfaatkan secara optimal. Mereka baru memanfaatkannya sebagai pupuk tanaman yang dilakukan dengan membiarkan bonggol tersebut di kebun-kebun mereka,“ jelas Ivan.
“Bonggol jagung yang digunakan dapat dijadikan sebagai media tanam jamur karena dalam bonggol tersebut terkandung zat alami berupa lignoselulosa yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai media tanam alternatif dalam budidaya jamur,“ ungkap Vina Mega, salah satu anggota tim KKN ISS MBKM DES 3.
“Selain kandungan lignoselulosa, keberhasilan media tanam jagung juga dipengaruhi oleh tempat yang lembab, urea sebagai sumber nitrogen untuk pertumbuhan jamur, ragi tape sebagai pengatur pH dan suhu, bekatul sebagai sumber zat gizi, dan penyiraman setiap hari yang dilakukan selama 10-14 hari sehingga dapat dipanen dalam jangka waktu tersebut,” tambah Vina.
Sebelumnya, limbah jagung tersebut hanya dibuang dan dijadikan sebagai bahan bakar saja. Namun, dengan adanya pelatihan inovasi media tanam jamur dari bonggol jagung ini diharapkan akan sangat membantu masyarakat dalam pemanfaatan limbah. Apabila program kerja tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan, maka program tersebut sudah berjalan sesuai dengan tema kelompok KKN ISS MBKM DES 3, yaitu Optimalisasi Potensi Sumber Daya Manusia di Dusun Gagan, Bligo menuju Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan. Melalui pelatihan tersebut, masyarakat diharapkan akan semakin giat dalam bertani, memiliki kesadaran lingkungan terkait limbah bonggol jagung, dan mampu memanfaatkan kembali limbah tersebut untuk menghasilkan pendapatan yang baru dan inovatif serta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya warga setempat.