AsmaraPojok #UNYu

Jadi, Apa Yang Sebenarnya? Sedang Mempertahankan Hubungan Atau Menunda Perpisahan?

Tempat ternyaman di pelupuk raga bagi saya adalah bahumu. Otot pejal yang kuat menopang kelelahan saya setahun belakangan. Ada hangat yang menguar dari leher dan lengan atasmu yang menenangkan. Setelah seharian dijejali rutinitas sehari-hari, saya tahu akan ke mana tempat nyaman untuk pulang dan tak sendirian. Ya, benar. Segera bersandar di bahumu sampai mata terpejam. Kita tidak perlu berpanjang lebar mengoarkan kata-kata. Kamu pun tak pernah keberatan dengan kemanjaan saya ini. Bahkan, kamu memberi tanggapan yang sangat menyejukkan dan mempersilakan saya hadir bersandar. Tentang perlakuanmu yang siap sedia menawarkan bahu, jelas menciptakan rasa sayang yang makin berlebih di ruang hati saya. Ya, soal bahu yang menerbitkan tenang dan sayang. Sesederhana itu sebenarnya yang kerap saya rasakan.

man woman hands holding broken heart
pic : doktercinta.info

Tapi sebulan belakangan, kenyamanan itu makin jarang saya rasakan. Kerap kamu menolak dengan halus jika saya ingin bersandar. Kali pertama, kedua, ketiga, saya selalu memaklumi mungkin kamu sedang lelah atau banyak pikiran. Tapi seterusnya, saya malah keheranan. Ada apa? Apa kamu semakin keberatan? Apa ada yang salah dengan kemanjaan yang beralasan itu? Apa saya harus mengurangi frekuensi bersandar di bahumu? Setiap meminta penjelasan darimu, saya hanya bisa menghela napas panjang. Selebihnya, kita kembali pada masing-masing urusan. Menganggap semuanya dijeda dulu, dibicarakan lain waktu.

Baca Juga  Pentingnya Mahasiswa Memiliki Growth Mindset

Baiklah, saya diamkan kamu sejak saat itu. Saya ambil jarak sejenak untuk merenung dan mencari kesalahan saya di sana sini. Mengingat kembali apakah ada hal yang membuatmu kecewa. Atau bahkan ada janji yang saya lewatkan. Tapi perenungan ini malah membuat hati saya cemas. Ingin rasanya kita luangkan waktu untuk duduk berdua, berhadapan saja, membicarakan semua. Jika karena sikap manja saya itu adalah sebabnya, tentu saya akan merubahnya. Tapi sepertinya, bukan itu.

Ada gelagat aneh setiap saya ingin meminjam ponselmu. Sampai suatu saat, saya menemukan momen bisa secara diam-diam melihat isi ponselmu. Saya pun makin sesak mendapati isi pesan mesramu dengan sang mantan. Baiklah, ini sudah jelas bahwa ada apa-apa yang sedang berusaha kamu sembunyikan dari saya. Sang mantan yang sempat kamu cintai sebegitu dalam kini hadir dengan pesona lain yang membuatmu jatuh cinta lagi untuk kedua kalinya. Saya diam sejenak. Saya harus tenang sebab melepasmu di kurun waktu hubungan kita selama setahun lebih itu bukan hal yang gampang, sementara cinta saya sudah terlanjur dalam. Kian hari, hubungan cinta kita tak lagi erat dan dihiasi kejutan. Kamu kerap menolak ajakan saya hanya sekedar untuk bertemu. Saya selalu mengalah dengan dalih demi mempertahankan hubungan. Di pertiga malam ini saya bermunajat pada Tuhan dan mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri: Jadi, apa sebenarnya yang sedang saya lakoni? Sedang mempertahankan hubungan atau menunda perpisahan?

Baca Juga  Mengenal Lebih Jauh 4 Kampus UNY

Dy Zhisastra

Saya menyayangi mereka yang menyayangi saya | Pegiat Sastra Universitas Negeri Yogyakarta

Related Articles

Back to top button
X