Pendakian Gunung

Pendakian Sindoro 3.153 Mdpl

Gunung Sindoro terletak di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah letaknya bersebelahan dengan gunung Sumbing. Tinggi gunung Sindoro 3.153 mdpl. Jalur yang kami lewat yaitu jalur Bansari. Jalur ini tergolong masih baru, jadi masih sepi pendaki. Berbeda dengan 2 jalur lain yang sudah lebih dulu dikenal oleh para pendaki, yaitu jalur Sigedang dan jalur Kledung. Selain jalurnya yang masih sepi, alasan kenapa jalur Bansari masih sepi karena transportasi menuju basecamp pendakiannya termasuk susah. Belum ada angkutan umum untuk mencapai basecamp pendakian via Bansari.

puncak sindoro

Sekitar dua jam perjalanan kami tempuh dengan tujuan pertama yaitu Masjid Agung Temanggung. Di sana kami beristirahat untuk shalat Ashar dan menambah anggota baru yang bakalan ikut pendakian ini. Alhamdulillah jumlah pendaki kali ini ada 6 orang, yaitu aku, Mas Awan, Mbak Zi, Mas Han, Mas Okti dan Mas Andi.

Shalat Ashar udah, istirahat cukup, kenalan udah, waktunya buat melanjutkan perjalanan ke basecamp. Sekitar jam 16.30 kami mulai perjalanan kami. Sepanjang perjalanan kami beberapa kali mampir ke warung makan dan toko. Maklum beberapa anggota masih membutuhkan beberapa perbekalan. Pemandangan yang disuguhkan sepanjang perjalanan sangat mengagumkan. Di sebelah kiri jalan aku bisa melihat gagahnya gunung Sumbing dan Sindoro.

Jam 17.35 kami sampai di Basecamp. Lokasi basecamp-nya diluar perkiraan kami. Letaknya masih di tengah-tengah pemukiman penduduk. Padahal biasanya lokasi basecamp pendakian itu berada di ujung/pinggir desa. Jadi, ketika memulai pendakian, para pendaki hanya perlu menempuh jarak sekitar 100-300m saja untuk keluar dari pemukiman warga. Eh lha kok ini enggak kayak gitu. Setelah turun dari motor, Mas Han, Mas Awan dan Mas Okti masuk ke basecamp untuk mendaftar dan mencari informasi mengenai jalur pendakian yang bakal dilewati. Setelah pendaftaran, kami makan bareng sambil ngobrol. Ini adalah salah satu momen berharga yang selalu aku rindukan ketika melakukan pendakian.

bascamp bansari

Dari obrolan yang terjadi, aku menyimpulkan kalau masing-masing dari kami mempunyai tugas masing-masing. Mas Awan sebagai team leader. Mbak Zi sebagai penulis skenario. Skenario yang dimaksud adalah skenario perjalanan karena hasil dokumentasinya bakal dibuat video. Mas Okti sebagai penyedia perlengkapan dokumentasi. Mas Han sebagai sebagai humas. Mas Andi sebagai pahlawan yang siap sedia membantu membawakan tas gunungku. Dan aku bertugas sebagai tim hore, hehe.

packing

Selesai makan, kami shalat Magrib sekaligus jama’ shalat di mushola terdekat. Mas Han sebagai humas mulai bertugas mencari jasa transportasi untuk membawa kami ke pos 1. Yap! Ternyata pos 1 bisa ditempuh menggunakan jasa ojek dari masyarakat setempat. Maklumlah jarak antara basecamp – pos 1 sekitar 3km. Kalau ditempuh dengan jalan kaki lamanya sekitar 1,5 – 2 jam. Sedangkan menggunakan ojek hanya sekitar 30 menit. Biaya ojek per orang Rp 20.000,-. Berkat kelihaian Mas Han dalam tawar-menawar, kami bisa mendapatkan jasa ojek mobil pickup dengan harga Rp 100.000,-. Lumayan menghemat Rp 20.000,-. Rute yang akan kami lewati yaitu Basecamp – Pos 1 – Pos 2 – Pos 3 – Pos 4 – Pos 5 – Pos 6 – Puncak Sindoro.

makan malam

Perjalanan kami pun dimulai ketika adzan isya berkumandang. Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan perkebunan tembakau dan kerlap-kerlip lampu kota Temanggung. Sungguh indah dan menakjubkan! Sepanjang perjalanan kami didampingi sopir dan salah satu warga yang ikut menemani. Saat itu aku belajar cara beramah tamah dengan warga dari Mas Han. Caranya yaitu dengan berbasa-basi dengan menanyakan tentang kebiasaan, pekerjaan, atau apapun yang berkaitan dengan kebiasaan warga setempat. Walaupun terkadang kita belum tentu paham dengan apa yang dibilang. Tapi hal itu cukup efektif untuk menarik simpati warga.

Pukul 19.25 kami sampai di pos 1. Sebelum berpamitan, kami meminta nomor telepon Pak Supir untuk memberi kabar waktu penjemputan esok hari. Kemudian final check kami lakukan, mulai dari cek senter, cek perlengkapan dan pengecekan lainnya. Setelah semua lengkap kami berdoa untuk meminta keselamatan selama perjalan naik maupun kembali turun gunung. Akhirnya perjalanan kami mulai. Sepanjang perjalanan menuju pos 2, aku memilih berjalan di bagian depan. Menurut informasi, perjalanan dari pos 1 ke pos 2 lama perjalanan ±1,5 jam. Di awal perjalanan, jalanan yang kami lewati cukup landai. Namun, sekitar 20 menit kemudian jalanan berubah menjadi tanjakan terus menerus tanpa ada jalan landai. Cukup melelahkan. Beberapa kali kami berhenti untuk beristirahat. Di sisi kanan-kiri rimbun peohonan hutan. Di sela-sela rerimbunan, rembulan mengintip dan selalu menemani perjanan kami.

Baca Juga  Pendakian Lawu 3.265 Mdpl

IMG_0023

Pos 2 berhasil dicapai hanya dalam waktu 1 jam. Perjalanan kami ternyata 30 menit lebih cepat dari estimasi awal. Kami beristirahat agak lama sambil ngemil dan ngobrol. Sayangnya, bagiku hal itu cukup menyiksa karena aku nggak tahan dingin. Herannya dalam satu rombongan, hanya aku yang merasa kedinginan. Akhirnya perjalanan kami lanjutkan. Mungkin mereka kasian melihatku jalan muter-muter nggak jelas, hehe.

Perjalanan menuju pos 3 tidak jauh berbeda jalanan dan vegetasi yang kami lalui dari perjalanan sebelumnya. Hanya saja jalur yang harus kami tempuh lebih jauh, lebih lama dan lebih waspada. Karena ada beberapa batang pohon tumbang yang menghalangi jalanan. Estimasi awal perjalanan dapat ditempuh selama 2 jam. Tapi tetap saja kita sampai 30 menit lebih awal dari estimasi waktu awal. Di pos 3 terdapat sumber mata air. Namun, letak sumber mata airnya ada di bawah pos 3. Kami nggak mau mengambil resiko dan berhubung cadangan air kami masih banyak, kami memutuskan untuk tidak mengambil air.

Lanjut ke perjalanan menuju pos 4. Jalanan yang kami lalui semakin terjal menanjak. Kami sering berhenti untuk istirahat. Rembulan tak pernah lelah menemani perjalanan kami. Aku selalu terhibur ketika melihat rembulan saat beristirahat. Jarak pos 3 ke pos 4 hanya terpaut sekitar 1 jam perjalanan. Jadi kami sampai di pos 4 sekitar pukul 23.00. Di sini kami memutuskan untuk bermalam. Sebenernya aku nggak setuju karena jarak yang ditempuh menuju puncak masih jauh dan lama. Dari informasi yang aku baca perjalanan pos 4 ke pos 5 sekitar 2 jam. Pos 5 ke pos 6 sekitar 2 jam. Sedangkan dari pos 6 – puncak sekitar 30 menit. Total perjalanan yang harus kami tempuh masih sekitar 4,5 jam. Tapi para senior meyakinkan aku kalau kami bisa menempuhnya dalam waktu 3 jam aja berkaca dari perjalanan yang telah kami tempuh sebelumnya. Yaudah akhirnya aku menurut saja.

IMG_0026

Di pos 4 kami masak air dan mie instan. Selain itu, pahlawan kami Mas Andi bertanggung jawab untuk membuat api unggun. Nggak gampang menyalakan api, kayu yang ada hampir semuanya basah. Butuh perjuangan untuk membuat api unggun. Oh ya, kami nggak mendirikan tenda karena memang nggak ada yang membawa tenda. Alhasil, kami tidur beratapkan bintang-bintang beralaskan matras. Kami beristirahat sampai pukul 02.30. Beberapa orang bisa tidur walapun hanya sejenak, beberapa tidak tidur sama sekali. Aku termasuk orang yang nggak tidur karena kedinginan. Padahal posisiku berbaring didekat api unggun, berselimut SB (sleeping bag) pula.

Kami melanjutkan perjalanan pukul 03.00 setelah selesai packing 30 menit sebelumnya. Menurutku perjalanan kali ini merupakan pendakian sesungguhnya. Selain jalurnya yang terus menanjak, jarak yang ditempuh pun ternyata jauh. Nggak seperti perjalanan sebelumnya yang bisa kami tempuh lebih cepat. Perjalanan menuju pos 5 benar-benar kami tempuh selama 2 jam. Di antara pos 4 – pos 5 ada pos tambahan, yaitu pos ojek. Di pos ojek, kita bisa menikmati pemandangan awan yang menakjubkan. Seolah-olah kita berada di negeri di atas awan. Dan jika beruntung, kita bisa melihat elang jawa yang sedang terbang.

sunrise sindoro

Perjalanan melelahkan kami terbayar dengan pemandangan sunrise yang menakjubkan. Yap! Di Pos 5 kami menikmati proses terbitnya matahari bukan di puncak. Sebelum menikmati sunrise, kami melaksanakan shalat subuh. Di pos 5 kami kembali memasak dan membuat minuman sebagai teman melihat sunrise. Di pos 5 juga kami bertemu dengan rombongan pendaki lain. Menyenangkan! Setelah cukup bersenang-senang kami masih harus melanjutkan perjalanan. Mulai dari pos 5, semua kamera stand by. Pendokumentasian perjalanan kami mulai dari pos 5 karena sudah mulai terang sehingga wajah kami terlihat di kamera, hehe.

pos 4 e

Vegetasi tumbuhan di pos 5 berbeda dari pos–pos sebelumnya. Mulai dari pos 5 sampai pos 6 vegetasi tumbuhannya hanya rerumputan alias sepanjang mata memandang hanya terlihat padang sabana. Awal perjalanan aku semangat, sampai-sampai berlari-lari kecil saat mendaki. Perasaan semangat itu hadir karena aku bisa melihat puncak Sindoro. Dan menurutku, puncaknya tidak terlalu jauh lagi. Padahal masih ada pos 6 yang harus dilalui baru sampai puncak. Baru setengah perjalanan semangatku sudah mulai luntur. Kenapa? Karena puncak yang aku lihat bukanlah puncak yang sesungguhnya. Aku merasa di php-in sama Sindoro. Aku hampir menyerah. Sampai-sampai Mas Awan heran melihatku yang loyo. Herannya karena di awal aku kelihatan semangat, eh sekarang malah udah mau nyerah gitu aja.

Baca Juga  Pendakian Sumbing 3.371 Mdpl

pos 4

Akhirnya kami sampai di pos 6. Kami hanya beristirahat sebentar. Cuaca udah semakin panas. Akhinrya kami melanjutkan perjalanan. Medan yang dilalui nggak jauh berbeda dengan jalur dari pos 5 ke pos 6. Hanya saja jalur menuju puncak lebih berbatu. Selama perjalanan rombongan kami terbagi menjadi 3. Mas Han dan Mas Okti melaju lancar jaya depan sendiri. Aku dan Mas Awan di tengah-tengah dengan ritme perjalanan santai. Sedangkan kloter terakhir ada mas Andi dan Mbak Zi dengan ritme lambat.

IMG_0076

Di perjalanan menuju puncak aku sempet di php-in sama mas Awan. Gegara aku sempet ngajakin buat turun aja, kan udah liat sunrise, terus mau apa lagi di puncak. Tapi mas Awan bilang kalo puncaknya tinggal dikit lagi. Di atas terlihat satu pohon yang agak tinggi tanpa daun, nah kata mas Awan di situ udah mulai puncak. Di belakang pohon itu udah lapangan puncak Sindoro. Dengan polosnya aku percaya aja dan aku berusaha untuk terus berjalan, walaupun pelan. Sesampainya di pohon yang dimaksud dan pffftt nggak ada lapangan, nggak ada puncak. Aku dibohongin ternyata. Pembelaannya Mas Awan katanya biar aku tetep semangat naik, makanya dibilangin kalo puncaknya udah deket. Kalo bilang puncaknya masih jauh aku bakalan nyerah. Hmmm, bener juga sih, karena dari pohon itu puncak sudah terlihat, dan hanya butuh sekitar 50 langkah lagi sampai puncak. Satu lagi ilmu untuk menyemangati rekan seperjalanan yang mau menyerah.

puncak

Sampai di puncak aku langsung mencari tempat untuk merebahkan diri sambil menunggu mas Andi dan Mbak Zi. Setengah jam kemudian, mereka berhasil mencapai puncak. Segera kami mengambil gambar sesuai skenario yang udah disiapkan sama Mbak Zi. Kami sampai di kawah gunung Sindoro sekitar jam 08.00. Aku bersyukur, akhirnya kami berenam bisa mencapai puncak dengan selamat. Kami bisa melihat keindahan kawah Gunung Sindoro. “Maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?”

lapangan sindoro

Berhubung aku baru pertama kali sampai puncak Sindoro, aku dijelaskan beberapa titik puncak yang dicapai dari jalur Sigedhang dan Kledung. Jalur paling ramai pendaki waktu itu dari jalur Kledung. Terlihat dari banyaknya pendaki yang berada di puncak Sindoro dari jalur Kledung. Terbanyak kedua dari jalur Sigedhang. Kata Mas Han kawah Sindoro sekarang lebih lebar dibandingkan 3 tahun lalu.

IMG_0119

Ketika hari semakin siang, asap belerang Gunung Sindoro semakin pekat dan mulai menyebar, kami memutuskan untuk segera turun. Selain itu, kami juga sudah puas berfoto ria. Tantangan yang kami hadapi ketika turun adalah panasnya sengatan matahari karena medan yang kami lalui adalah padang sabana. Perjalanan turun memang kami tempuh lebih cepat daripada naik. Tapi bagiku lebih melelahkan ketika turun dibandingkan naik. Selama perjalanan turun aku memilih berada di depan agar bisa lebih cepat sampai dan cepat beristirahat.

Setelah melewati padang sabana dan menemukan tempat yang teduh untuk beristirahat, kami beristirahat untuk masak dan sarapan, kalau masih bisa disebut sarapan karena kami sampai di tempat itu sekitar jam 10.30. Perut sudah kenyang, tenaga sudah terisi, jam menunjukkan pukul 11.30 kami melanjutkan perjalanan turun gunung. Selama perjalanan turun aku berjalan terus-menerus tanpa berhenti. Rekan satu timku aku tinggalin di belakang. Akhirnya aku sampai di pos 1 sekitar jam 13.45. Sambil menunggu rekan yang lain, aku meluruskan kaki. Kemudian secara berurutan mas Okti sampai, disusul Mas Han, Mas Awan dan Mas Andi serta Mbak Zi.

Sembari beristirahat, mas Awan menghubungi Pak Sopir untuk menjemput kami menuju basecamp. Setengah jam kemudian mobil pickup datang menjemput kami. Kami kembali menngucap syukur Alhamdulillah, akhirnya kami bisa kembali ke basecamp dalam keadaan sehat. Perjalanan kali ini cukup berkesan bagiku. Pendakian perdana ke Gunung Sindoro dengan orang-orang hebat. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil. Dari Mas Han yang pandai dalam berkomunikasi, Mas Awan selalu menenangkan kekhawatiran anggota timnya (baca: aku), Mas Okti yang royal walau kadang beberapa sikapnya bikin aku heran, Mas Andi yang baik hati, dan Mbak Zi yang pantang menyerah karena Mbak Zi di awal seperti kurang meyakinkan bisa sampai puncak, tapi akhirnya dengan bantuan Mas Andi mbak Zi bisa sampai puncak.

TERIMAKASIH YA ALLAH, MAKASIH TEMEN-TEMEN!!

Annis Nuraini

Mahasiswi Pendidikan Teknik Informatika

Related Articles

Back to top button
X