OpiniPojok #UNYu

Kampus Bebas Rokok

“Mas, tolong rokoknya dimatikan! Kalau merokok jangan disini!” Begitu tegur salah satu anggota keamanan kampus.

Bagi kalian yang belum tahu, kenyataannya sudah sejak lama UNY mengkampanyekan misi kampus bebas rokok. Bukan membebaskan mahasiswa untuk merokok, tapi upaya untuk membuat kampus bersih dari asap dan punting rokok. Mulai dari penempelan banner edukasi tentang bahaya merokok sebagai teguran secara halus dan tidak langsung, sampai dengan mengintensifkan peran dosen dan karyawan dalam menegur secara langsung para mahasiswa yang merokok di area kampus.

Kampus Bebas Rokok

Bagus, secara pribadi saya mendukung program tersebut. Karena saya sendiri bukanlah perokok aktif, melainkan perokok pasif. Yaitu orang-orang yang kena imbas asap rokok dari para perokok aktif. Terlebih, menurut penelitian dijelaskan bahwa justru perokok pasif-lah yang paling dirugikan oleh asap rokok tersebut, dibandingkan si penghisap rokok itu sendiri.

Keluar kelas, ada mahasiswa merokok. Berjalan di area taman, ada mahasiswa yang merokok, di manapun ada mahasiswa yang merokok. Memang bagi sebagian banyak orang terutama perempuan melihat pemandangan tersebut menjadi sesuatu yang tidak enak untuk dipandang alias mengganggu. Sekalipun si perokok pasif adalah orang yang mempunyai toleransi pada di perokok aktif.

Baca Juga  Yuk, Kenalan dengan SIBIMTA (Sistem Informasi Bimbingan Tugas Akhir) UNY!

Katakanlah, saya tidak pernah keberatan siapapun merokok di sekitar saya. Namun, sebagai perokok pasif, tentunya saya juga merasa tidak nyaman jika melihat perokok aktif tersebar dimana-mana, dan asap bertebaran kesana-kemari. Bagaimana dengan perokok pasif lain yang kebanyakan tidak bisa mentoleransi hal tersebut? Tentulah rishi.

So, memang yang baik adalah, merokok-lah di tempat yang sudah disediakan. Seperti contohnya di salah satu fakultas, mereka menyediakan smoking area seperti di gazebo yang berada di luar gedung perkuliahan, juga di kantin. Saya rasa hal tersebut sudah cukup memberikan kenyamanan bagi para perokok aktif.

Terlebih, perokok aktif biasanya tidak bisa lepas dari kopi, juga obrolan panjang dengan teman sesama perokok. Tidak cukup 15 menit mereka menikmati rokok. Tidak cukup satu batang pula yang mereka habiskan dalam sekali merokok. Jelas, asap yang bertebaran sangatlah banyak.

Baca Juga  Be Amazing With Sastra Inggris UNY

So, dalam upaya kebaikan bersama, perlu sekali buat kalian para perokok aktif untuk mau mengerti keadaan para perokok pasif. Karena bagaimanapun, kampus juga masih memberikan kesempatan kalian untuk bisa merokok di area tertentu, di dalam kampus. Sama-sama enak kan? Merokok jalan, juga tidak mengganggu mahasiswa lain yang tidak merokok. Tidak ada yang dirugikan, juga tidak ada yang merugikan. Begitulah seharusnya dan sebaiknya tidak dilakukan hanya saat di kampus saja. Tapi juga di tempat umum lainnya.  Lebih baik lagi jika kalian sedikit demi sedikit mengurangi porsi merokok setiap harinya. Walau sulit, karena rokok itu candu.

Libriana Candra

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi |Menulis, Backpacking |amarisdaren.blogspot.com

Related Articles

Back to top button
X