Pagi hari ketika sang surya mulai menganggil tubuh untuk terbangun dari mimpi semalam. Cahaya kuning langsat menyinari tirai jendela kamar…
Read More »Cerpen
Bu Pemi, guru pelajaran Matematika sekaligus wali kelasku memberikan PR yang tidak biasa. Ia tidak memberikan PR perkalian atau pembagian…
Read More »“Aku tidak ingin mengekangmu. Terserah. Bebas kemana engkau pergi! Asal aku ikut” ucap Marni kepada Jono. Jogja memang tak pernah…
Read More »Matahari sudah bertengger tepat di atas kepala. Langit bagaikan permukaan laut. Biru. Hanya sedikit bercak awan putih yang berkeliaran. Suasana…
Read More »Sekretariat hening. Reni dan Ical masih berdiri di masing-masing kubu. Mereka seperti baru usai bersitegang ketika aku datang. Anak-anak lain…
Read More »…Seperti sebutir pasir, diriku tidak harus menjadi penting. Dalam percakapan yang lamat, aku mengeja hujan… Hari keduabelas setelah kepergianmu, aku…
Read More »Yang kutahu, kamu baru saja bergetar saat menerima kecupan. Pelan. Kulakukan dengan sangat hati-hati. Aku takut wajahku cedera lewat kumis…
Read More »Aku terbangun, sebab lelehan hujan begitu ramah menyapa jendela kamar. Pagi yang tak biasa. Tak pernah kutemukan pagi seperti ini.…
Read More »