Menyikapi Corona dengan Sudut Pandang Berbeda
Halo, teman-teman! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya…
Di awal tahun 2020 ini dunia sedang dirundung kesedihan, kepanikan, bahkan kekalutan. Virus Corona atau yang sering disebut COVID 19 tengah mewabah di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia tercinta.
COVID 19 ini pasti sangat mengkhawatirkan kita semua. Yang mulanya hanya mewabah di Wuhan, kini telah merambah ke berbagai negara. Indonesia yang awalnya digadang-gadang tak akan terkena dampak, pada akhirnya terkena juga.

Banyak langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah dan instansi pendidikan, salah satunya yaitu meliburkan siswa/mahasiswa dan mengganti pembelajaran menjadi daring/online. Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah interaksi secara langsung demi menghindari penyebaran COVID 19 ini. Tentu akan banyak bermunculan pro dan kontra. Kita sebagai mahasiswa pun pasti mengalami perubahan kondisi secara drastis.
Pernahkah kita berpikir, siapa yang patut disalahkan dalam kasus ini? Presiden Cinakah? Atau kelelawar yang ada di Wuhan? Hehehe…
Sebagai manusia yang beragama, tentu kita harus meyakini semua ini ada karena kehendak Tuhan. Tak ada guna saling melempar salah. Kita sedang diuji seberapa sabar dan kuatnya iman jika datang cobaan seperti ini.
Nah, para mahasiswa yang tengah menjalani liburan #dirumahaja udah merasa bosan belum nih? Atau sedang pusing-pusingnya mengikuti perkuliahan online yang rumit? Hehe… Biar ngga galau mikirin corona dan tugas kuliah, kami ingin menyampaikan beberapa poin yang bisa ditanyakan ke diri kita sendiri.
- Seberapa sering kita bersyukur?
Keadaan hectic saat ini menyebabkan kita dituntut untuk jaga kebersihan, kesehatan, dan berdiam diri di rumah/kos. Jika ditarik ke belakang, apakah kita udah bersyukur saat diberi kesehatan dan waktu untuk bebas beraktivitas? Atau adanya hanya mengeluh dan bosan dengan rutinitas yang menjemukan? - Seberapa sering kita mengkhawatirkan keselamatan orang tua serta keluarga tercinta?
Momen seperti ini membuat kita terus memantau kondisi keluarga kita sendiri. Kita yang udah berada di rumah dan berkumpul dengan keluarga pasti merasa lebih tenang. Ada juga yang terpaksa memilih tetap di kos dan hanya bisa memantau kondisi keluarga lewat telepon. Sebelum COVID 19 ini hits, rutinkah kita memantau keselamatan orang tua dan keluarga? Atau kita hanya mengingat mereka jika ada alasan tertentu saja? - Siapkah kita jika sewaktu-waktu dipanggil Sang Pencipta?
COVID 19 bisa menyerang siapa saja, tak pandang usia, ras, agama, dan gender. Meski lansia dengan penyakit tertentu lebih rentan terkena virus ini, bukan berarti kita yang muda tak mungkin terkena. Setiap saat Sang Pencipta bisa mengambil nyawa kita. Berapa banyak bekal yang udah kita siapkan? Udah siapkah kita jika sewaktu-waktu harus berpisah dengan keluarga untuk selamanya?
Kita bisa tanyakan 3 pertanyaan itu ke diri kita sendiri. Bukan bermaksud untuk membuat lebih panik dan takut, tapi mari kita lalui musibah ini dengan bijak. Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya kok. Yakin. Kita libur panjang dan harus mengikuti pembelajaran online juga pasti ada hikmahnya. Mudah-mudahan cobaan ini bisa membuat kita lebih bersyukur atas segalanya. Jangan lupa juga untuk selalu menyayangi orang tua dan keluarga. Yang tak kalah penting, isi hari-hari dengan amalan yang berbuah pahala agar bekal kita makin banyak.
Jaga kesehatan selalu ya. Tetap semangat cari ilmu di mana saja!