intip JurusanPojok #UNYuUNY Banget

Be Amazing With Sastra Inggris UNY

Sastra Inggris itu prodi ya Kak, bukan jurusan? Yup, bener banget. Jadi bagi kalian yang selama ini mengira Sastra Inggris adalah jurusan, maka kamu harus merubah anggapan itu. Jadi Sastra Inggris yang biasa disebut Sasing adalah program studi yang dibawahi oleh jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris membawahi dua program studi yaitu Pendidikan Bahasa Inggris dan Sastra Inggris. Jadi jangan bingung ya. Dari semua jurusan yang ada di Fakultas Bahasa dan Seni, hanya jurusan PBI yang membawahi dua program studi.

pic : fbs.uny.ac.id

Nah, ngomong-ngomong program studi sasing ini input-nya masuk ke dalam 10 besar untuk tahun 2018 ini. Jadi, buat kamu yang udah diterima dan bahkan sudah mau skripsian, selamat. Kamu harus bersyukur bisa mengalahkan ribuan pendaftar yang getol banget pengin masuk sasing.

By the way, kenapa sih kamu milih prodi sasing? Kenapa nggak sastra Indonesia, Rusia, Perancis, Arab dsb? Basically, setiap individu pasti punya alasan tersendiri lah yak, mimin percaya setiap orang sudah mempertimbangkannya.

Nah, disini kita bakal ngebahas tentang beberapa stereotype tentang mahasiswa yang kuliah di sasing. Inget ya, stereotype itu bisa benar bisa kurang tepat, bisa iya bisa enggak. Jadi ini tidak mutlak.

  1. Jago Cas cis cus bahasa Inggris

Sebagai mahasiswa sasing, pasti sering dibilang pinter cas cis cus bahasa Inggris. Well, tahu sendiri bahasa ibu tiap orang berbeda –beda, ada yang Jawa, Sunda, Madura dsb. Sedangkan bahasa kedua masyarakat Indonesia rata rata bahasa Indonesia. How about English? Nah ini adalah bahasa asing yang pemerolehannya harus belajar atau biasa disebut dengan Foreign Language Learning bukan Language Acquisition. Nggak dipungkiri sih memang sebagai mahasiswa sasing harus bisa menguasai skill bebrahasa inggris. Nah tapi dalam realitanya tidak semua demikian. Ada yang memang jago sampai jadi anak emas dosen. Ada juga yang masih harus buka kamus. Ingat, skill adalah kemampuan yang bisa diasah. Jadi stereotype ini tergantung pribadi kamu sendiri ya.

  1. Akrab sama Bule

Well, untuk meningkatkan skill memang akan lebih baik jika belajar dengan native speaker. Beberapa mata kuliah memang ada yang diarahkan untuk terjun ke tahap tersebut. Ada keuntungannya sih bisa melatih self-esteem atau ke-PD-an ngomong sama bule. Ada native speaker yang memang terbuka memberikan semacam kontak berupa email, facebook dsb. Namun cenderung mereka tidak mau berteman lewat media sosial, karena mereka menganggap itu adalah privasi mereka sendiri.  Nah, tapi kamu tetap bisa akrab dengan mereka melalui beberapa event seperti seminar, workshop, acara HIMA, Festival Budaya dsb. Dijamin kamu bakalan dapet cara pandang dan inspirasi yang baru setelah ngomong sama Bule. Jangan takut, mereka juga masih sama-sama makan roti. Be confident!

  1. Grammar di luar kepala
Baca Juga  Masih Bingung dalam Pengerjaan Skripsi ? 3 Tools ini akan membantu kamu

Nah ini. Masalah grammar ini sudah diajarkan dari SD sampai SMA ya guys ternyata. Lamaaa banget. Tapi yang namanya skill kalau nggak diulang-ulang ya susah juga buat menguasainya. Beberapa tataran grammar memang bisa dibilang mudah untuk diaplikasikan, namun kadang suka lupa namanya. Misal untuk mengungkapkan sesuatu yang sudah terjadi pakai simple present continuous atau simple present perfect tenses ya? Nah kadang kita tahu kan fungsinya apa, tapi suka lupa namanya. Kayak inget kenangan mantan, tapi lupa namanya? (Ha?).  Yang jelas grammar ini sangat mungkin dipelajari karena sudah ada rules-nya, berbeda dengan reading atau listening yang sangat bergantung dengan tingkat ketahanan membaca dan kemampuan mendengarkan seseorang.

  1. Udah lulus TEFL

Yep. “Kamu anak bahasa inggris ya? Udah lulus TEFL pasti? Ajarin dong”. TEFL apa sih?  Intinya tes kemampuan bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Nah, untuk jurusan PBI, yakni prodi Sasing dan PBI harus, wajib, fardhu ain, pokoknya, mendapat skor minimal 500. “Kalau belum nyampe gimana, nanggung baru 497?” Gimanapun caranya harus bisa entah ikut tes TEFL tahun selanjutnya atau ikut tes TEFL di acara Dies Natalis UNY, atau event-event di Jogja lainnya kan banyak banget, tuh. Yang penting sering-sering update info aja. Nah, untuk udah lulus TEFL-nya atau belum, pasti ada yang sudah ada yang belum, meskipun dia masuk kategori sasing.

  1. Kemana-mana bawa novel
Baca Juga  LMT; Lab Musik dan Tari Kebanggaan UNY, Yuk Intip Kelebihannya

Haha. Enggak juga sih. Karena sastra inggris dibagi menjadi tiga konsentrasi, ada Literature, Linguistics, dan Translation. Cakupan sastra itu luas, jadi tidak semata-mata selalu menganalisis novel, bisa pidato, jurnal, puisi, esai, dsb. Tapi wajar sih kalau misal kemana-mana bawa novel, seenggaknya waktunya bisa produktif, daripada nggak ngapa-ngapain.  Nah, jadi apapun itu, tetaplah membawa buku kemanapun biar tingkat literasi kita meningkat.

Nah itu tadi beberapa stereotype tentang saing. Nah tapi, di sasing ini gimana sih kuliahnya? Pake bahasa inggris terus ya ngomongnya? Enggak juga sih, kadang pakai bahasa Inggris, bahasa Indonesa, bahasa Jawa dsb. Nggak melulu bahasa Inggris sih.

“Dosennya killer nggak? Nanti kalau aku ngomong gagap gimana?”

Haha, stop membuat judgement itu ya guys. Karena you are what you think. Meskipun itu wajar sih buat Maba. Jawabannya adalah sebenarnya nggak ada dosen killer hanya metode pembelajaran dan penyampaian saja yang berbeda tiap dosen. Harus pinter-pinter menyesuaikan aja sih. Pinter nge-lobby juga. Haha.

Malahan ya ada beberapa dosen yang ngajar sasing rasa filsafat. Sasing rasa agama. Sasing rasa stand-up comedy. Dan rasa-rasa lainnya. Rasa cinta kak? Zz

Terus gimana IPK-nya Kak?

Cumlaude ya Kak?

Haha. Iya dong. Bagi yang bersungguh-sungguh pasti cumlaude dimanapun itu. Ingat, hasil tidak mengkhianati usaha, maka jangan mengusahakan kesia-siaan kalau nggak pengin menyesal.

That’s all, dimanapun kamu sekarang. Keep positif thinking. Jangan malu. Jangan takut. Jangan minder. Karena setiap prasangkamu adalah doamu.

Just be you by you. Just be amazing with you, yourself. And be amazing with Sasing UNY.

Retna Ikawati

Pengagum Bau Hujan, Se-Bar Nada-Nada dan Aroma Buku Baru

Related Articles

Back to top button
X