Kabar Kampus

Mahasiswa UNY Identifikasi Burung Diurnal Di Jalur Pendakian Sapuangin Merapi

Kelimpahan dan keanekaragaman suatu jenis burung yang ditemukan pada suatu kawasan  dapat  mengindikasikan keadaan disuatu kawasan tersebut. Sebagai salah satu komponen ekosistem, keberadaan burung dapat menjadi salah satu indikator apakah lingkungan tersebut mendukung kehidupan suatu organisme atau tidak. Hal ini akan menyebabkan adanya hubungan  timbal balik serta saling ketergantungan dengan lingkungannya.

Hal tersebut mendorong mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Internasional FMIPA UNY yang terdiri dari Nurul Halimah, Hanggara Aji Sakti M P N , Nia Widiastuti, dan Ulfa Yulia Rochmah melakukan identifikasi burung diurnal di jalur pendakian Sapuangin Klaten 20-21/11/17.

Kawasan jalur pendakian Sapuangin merupakan salah satu jalur pendakian Merapi. Jalur pendakian ini semulanya ditutup pasca erupsi Merapi 2010 akan tetapi dibuka kembali pada Mei 2017. Erupsi gunung Merapi pada 2010 telah menutup jalur pendakian serta membuat perubahan besar pada beberapa sisi gunung. Selain terbentuknya jalur kawah ke kaki gunung, aliran lahar dingin yang beberapa kali mengalir mengakibatkan kontur geografis berubah Di kawasan jalur Sapuangin belum lama ini pengamtan yang dilakukan PPBJ (Persatuan Pengamat Burung Jogja) menemukan 25 spesies burung yang dalam terbagai dalam jenis frugivorous-insectivorous, insectivorous, nectarinivorous, dan carnvorous. Adapun jenis-jenis burung yang mempunyai kepadatan populasi tertinggi yaitu : Kutilang (14,6 individu/ha), Pentet/Bentet Kelabu (10,8 individu/ha), Olive Backed Sunbird (5 individu/ha) dan Tekukur dengan kepadatan 4,7 individu/ha.

Baca Juga  Mahasiswa Dengan IP Tertinggi, Lulus Tercepat Dan Usia Termuda Periode November 2016

Nia menerangkan, penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian deskriptif menggunakan metode observasi. Pengambilan sampel menggunakan metode eksplorasi dan stay and wait. Penelitian dilakukan pada tanggal 20-21/11/17 di kawasan jalur pendakian Sapuangin sampai pada PAL 15. Pengambilan data dilakukan setiap pagi hari pukul 06:30-10:00 WIB dan sore hari 15:30-16:30 WIB.

Jenis burung diurnal yang dapat teramati berjumlah 15 jenis burung diurnal, antara lain antara lain Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Kepudang Kuduk Hitam (Oriolus chinensis), Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhyncus), Cekakak Sungai (Todirhamphus chloris), Bentet Kelabu (Lanius schach), Perkutut, Uncal Buau (Macropygia emiliana), Cica Koreng Jawa (Megalurus palustris), Sikatan Ninon (Eumyias indigo), Merbah Cerucuk (Pycnonotus goiavier), Ciung Batu Kecil (Myophonus glaucinus), Tekukur (Streptopelia chainensis), Sepah gunung (Pericrocotus miniatus), dan Prenjak (Prinia sp.) pada pengamatan hari pertama dan kedua.

Baca Juga  Museum Pendidikan Indonesia UNY Gelar Pelatihan Kuratorial

“Beberapa jenis burung yang pernah ditemui di pendataan sebelumnya tidak teramati karena faktor waktu, cuaca dan lokasi pengamatan. Pengambilan data dilakukan pada bulan November sehingga beberapa burung migran tidak teramati, ditambah faktor cuaca yang mendung tebal dan hujan sempat membuat pengambilan data ditunda menunggu hujan reda”, lanjutnya.

Ditambahkan, cakupan area pengamatan yang terbatas hanya pada jalur pendakian saja karena banyak terdapat jurang selain itu juga keterbatasan tenaga dan waktu. Hasil penelitian ini sudah cukup baik karena sudah dilakuakan sampai pada titik yang ditentukan sebelumnya yaitu sampai pos 1. Hampir semua jenis burung diurnal yang ada sebelumya pernah teramati dengan mudah pada sekitar daerah Merapi. (Nia Widiastuti)

admin

UNY COMMUNITY - Komunitas Mahasiswa dan Alumni UNY - kirim artikel menarik kalian ke redaksi@unycommunity.com, syarat dan ketentuan baca  Disini 

Related Articles

Back to top button
X