Kabar KampusKarya MahasiswaPKM

Mahasiswa UNY Memberikan Pelatihan Poni Batho: Hydroponic Basin Method Upaya Produksi Sayur Mandiri

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan pangan menjadi hak asasi setiap manusia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sayuran merupakan satu bagian dari pangan yang menjadi kebutuhan vital bagi manusia. Sayuran menjadi pen-supply kebutuhan makro dan mikronutrien dalam tubuh.  Akan tetapi, dewasa ini konsumsi sayuran pada masyarakat mulai menurun. Masalah pemenuhan kebutuhan pangan, khususnya sayuran juga  dialami oleh masyarakat di daerah Sleman. Seperti yang disampaikan oleh PLT Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman, Dra. Suyamsih. Dalam laporannya mengatakan survey konsumsi pangan tahun 2016 yang dilakukan oleh dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan, Pola Pangan Harapan (PPH) aktual berada pada  skor 87,1 dari skor ideal, yaitu 100.

Hal ini mengindikasikan bahwa pola konsumsi masyarakat di Sleman, masih kurang beragam dan seimbang. Di samping itu, permasalahan lain yang sering dihadapi oleh masyarakat adalah keterbatasan lahan. Khususnya pada masyarakat yang tinggal di kawasan perkotaan. Hal ini dikarenakan lahan semakin padat dengan permukiman sehingga tidak tersedia lahan untuk bercocok tanam.

Baca Juga  Mahasiswi UNY Harumkan Indonesia Di ASEAN University Games

Melihat permasalahan tersebut, lima mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri atas Septiah Winda Ningrum, Fidyanti Retno Palupi, Zulfa Mahendra dari Program Studi Pendidikan Fisika 2017, Rahmanisa Laila Fitri dari Program Studi Pendidikan Biologi 2016, dan Muhammad Arif Nur Rokhman dari Program Studi Pendidikan IPA 2016, dengan dosen pendamping Dr. Tien Aminatun, S.Si, M.Si, memberikan pelatihan Poni Batho: Hydroponic Basin Method melalui Program Kreatifitas Mahasiswa bidang  Pengebdian Kepada Masyarakat (PKMM) yang memfasilitasi ibu-ibu rumah tangga yang harapanya dapat memberdayakan serta melatih keterampilan untuk memproduksi sayuran secara mandiri sehingga dapat meningkatkan konsumsi sayur.

Program Poni Batho ini dilaksanakan di Padukuhan Karangmalang, Desa Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY. Lokasi tersebut dipilih karena merupakan salah satu kawasan pemukiman padat penduduk dimana akses ketersediaan  lahan untuk bercocok tanam secara konvensional tidak tersedia, sementara masyarakat membutuhkan pasokan sayuran untuk sehari-hari.

Pelaksanaan program hidroponik ini diikuti oleh 15 orang ibu-ibu yang terbagi dalam 2 kelompok. Dalam pelaksanaan program ini masing-masing kelompok diberikan pengetahuan dan pelatihan seputar  cocok tanam dengan hidroponik, cara pembibitan, perawatan tanaman hidroponik, hingga pemanenan serta tips supaya dapat melakukan penanaman secara berkelanjutan. Metode yang diberikan pada program ini adalah metode basin atau menggunakan baskom. Metode ini merupakan cara bercocok tanam hidroponik yang sederhana  dan mudah karena alat dan bahan yang diperlukan dapat mudah ditemukan di sekitar kita, perawatan yang tidak rumit, tidak membutuhkan lahan yang luas serta pembiayaan relatif murah. Hidroponik dapat menjadi solusi bercocok tanam di kawasan padat penduduk dan dapat dilakukan di depan rumah.

Baca Juga  Kampus Pendidikan Terbaik di Indonesia Versi Kemdikbud, UNY di Posisi Pertama

 Bercocok tanam dengan Hydroponic Basin Method (Poni Batho) dapat meningkatkan kesehatan karena sayur yang ditanam sendiri akan lebih sehat karena organik  bebas dan dari kontaminasi bahan-bahan kimia berlebih. Dengan demikian, kebutuhan sayur masyarakat perkotaan di permukiman padat penduduk akan tepenuhi secara efektif, efisien dan sehat. Serta melihat potensi bisnis dari tanaman hidroponik, melalui program ini, diharapkan dapat menumbuhkan jiwa berwirausaha dikalangan ibu-ibu rumah tangga di kawasan padat penduduk Karangmalang. (Arif/PB)

admin

UNY COMMUNITY - Komunitas Mahasiswa dan Alumni UNY - kirim artikel menarik kalian ke redaksi@unycommunity.com, syarat dan ketentuan baca  Disini 

Related Articles

Back to top button
X