Alami Bullying atau Pelecehan? Lakukan 4 Ampuh Ini!
Halo, Sobat UNYu!
Isu bullying (perundungan) dan pelecehan makin menjadi-jadi. Di setiap institusi, kita kerap mendengar kasus ini. Ada siswa SD yang sudah mengalami pelecehan oleh gurunya sendiri. Ada juga siswa SMP-SMA yang menjadi korban bullying hingga berujung bunuh diri. Tak berhenti sampai di situ, dunia kampus juga beberapa waktu lalu sempat ramai kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswanya atau mahasiswa terhadap mahasiswa.
Jika kita amati polanya, sebagian besar kasus perundungan dan pelecehan dipicu oleh pelaku yang punya kuasa. Lamb, Pepler, & Craig (2009) mengkategorikan perundungan secara luas ke dalam bentuk kekerasan secara langsung dan tidak langsung. Perundungan langsung adalah ekspresi kekuasaan yang terang-terangan dan dapat mencakup kekerasan fisik (memukul, menendang) dan verbal (penghinaan, pelecehan ras atau seksual, ancaman). Perundungan tidak langsung adalah manipulasi terselubung dari hubungan sosial untuk menyakiti (bergosip, menyebarkan desas-desus) atau mengecualikan individu yang menjadi korban.
Perundungan dan pelecehan seksual dapat menyebabkan efek psikologis dan sosial yang cukup kuat. Korban dapat mengalami kecemasan sosial (Yanwar, 2020), memiliki ide bunuh diri (Tandiono, 2020), hingga menurunnya kualitas hidup. Kondisi lain yang dapat dialami oleh individu yang mengalami perundungan atau pelecehan seksual adalah depresi. Depresi adalah gangguan terhadap ketidakmampuan terhadap penderitaan emosional yang cukup besar, gangguan interpersonal yang parah, dan meningkatnya risiko pada penyakit fisik dan kematian.
Nah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan saat Sobat UNYu atau teman kalian mengalami bullying.
- Komunikasikan/laporkan kepada orang yang terpercaya mengenai bullying yang dialami. Jika kamu siswa/mahasiswa, jangan sungkan melaporkan kepad guru/dosenmu. Jangan dipendam sendiri. Di setiap universitas sekarang sudah memiliki satgas yang bertugas untuk menangani kasus pelecehan seksual/ketidakadilan di perguruan tinggi. Di sekolah juga ada bimbingan konseling yang bisa membantumu dari permasalahan bullying.
- Ketika menghadapi pelaku bullying, kamu harus berupaya untuk tampil percaya diri untuk menunjukkan bahwa kamu kuat tanpa harus membalas dengan kekerasan (Amy Cooper Hakim dalam Barth, 2017).
- Saat berdialog atau menjawab perlakuan pelaku, jawab secara asertif tetapi tanpa emosi untuk menunjukkan bahwa kamu tidak mau dijadikan korban, tidak mau “meminta maaf” atas yang mereka tuduhkan, tetapi juga tidak mencari ribut dengan mereka (Signe Whitson dalam Barth, 2017).
- Jika kondisi semakin tidak kondusif dan ancaman yang kamu dapatkan semakin meningkat, jangan ragu untuk mencari bantuan kepada kepolisian untuk mencegah perluasan kekerasan.
Itulah beberapa langkah yang bisa Sobat UNYu lakukan untuk menghadapi bullying. Kita harus ingat bahwa bullying bisa membawa dampak yang serius. Jadi, jika ada teman/kerabat yang menjadi korban bullying, Sobat UNYu mesti peka dan mengambil langkah solutif ya untuk menyelamatkannya.
Sumber :
Barth, F. D. (2017, Februari 7). 6 Smarter Ways to Deal With a Bully. Pychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-couch/201702/6-smarter-ways-deal-bully.
Lamb, J., Pepler, D. & Craig, W. (2009). Approach to bullying and victimization. Canadian Family Physician, 55, 356-360. Diunduh dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2669002/.
Tandiono, I. M. (2020). Peran keberfungsian keluarga dan kualitas hubungan pertemanan terhadap ide bunuh diri pada remaja korban perundungan. Tesis Universitas Tarumanagara.
Yanwar, R. P. (2020). Peranan keberfungsian keluarga dan regulasi diri pada kecemasan sosial remaja korban perundungan. Tesis Universitas Tarumanagara.