Pojok #UNYuTips

Do we (mahasiswa) need ‘Ruang Sendiri?

“Kita tetap butuh ruang sendiri-sendiri. Agar dapat menghargai oh rasanya sepi.”

Tulus pernah bilang begitu. Bilang sama Tulus, mahasiswa juga butuh ‘Ruang Sendiri’.

Do we (mahasiswa) need ‘Ruang Sendiri?

Kata ‘sendiri’cukup terdengar sensitif bagi orang-orang yang berprinsip single jika tidak ingin disebut jomblowan-jomblowati. Kata ‘sendiri’ identik dengan kata galau, sedih, kacau, gundah, pilu, dan sendu. Seolah sendiri adalah hilang. Seolah sendiri berarti mati.

Bagi beberapa orang, sendiri adalah hal yang sangat dibenci. Sebab manusia akan jujur ketika sendiri. Dalam sendiri, ada rasa damai dan takut sekaligus. Sebab orang itu akan berhadapan dengan musuh terbesarnya yaitu dirinya sendiri.

Terlepas Dari Berbagai Pandangan, Menurut psychologytoday.com Setiap Orang Membutuhkan ‘Ruang Sendiri’ Dengan Beberapa Alasan.

  1. Ruang sendiri adalah waktu untuk me-recharge semangat

Seperti sebuah komputer yang digunakan terus menerus, lama-lama baterainya akan habis dan komponen hardware menjadi panas. Secara fisik tubuh manusia juga demikian. Ada saat dimana tubuh menuntut pemiliknya untuk berhenti sejenak. Kaki yang terlalu lama melangkah mengejar cita dan cinta. Mata yang selalu bersahabat dengan jutaan radiasi monitor. Tangan yang senantiasa merangkai mahakarya demi masa depan. Pula otak dengan spek lama yang membutuhkan prosesor baru untuk memperbaharui sebuah sistem. Mahasiswa juga demikian, ada saat dimana mereka butuh reboot sejenak untuk kembali mengisi daya semangat baik secara jasmani maupun rohani. Dengan demikian ‘ruang sendiri’ memungkinkan mereka menggapai semangat baru demi kelancaran kegiatan perkuliahan.

  1. Ruang sendiri adalah waktu untuk mengevaluasi diri

Seperti sebuah agenda yang telah berlangsung, dibutuhkan evaluasi agar ke depannya panitia dapat membuat agenda yang lebih baik. Mahasiswa juga demikian, ‘ruang sendiri’ adalah saat yang tepat dimana ia dapat mengevaluasi apa saja kegiatan yang telah dilakukan selama sekian semester di kampus. Evaluasi ini sangat penting untuk kemudian mengambil langkah yang tepat kedepannya, minimal semester kedepannya. Dengan demikian kesalahan yang sama dapat diminimalisasi.

  1. Ruang sendiri dapat meningkatkan konsentrasi dan produktivitas

Setelah evaluasi diri dilakukan, maka langkah selanjutnya yaitu membuat target baru atau mungkin melanjutkan target lama yang belum sempat tercapai. To-do list memungkinkan mahasiswa untuk merencanakan target apa yang akan dicapai selama di kampus minimal target nilai untuk sebuah mata kuliah. Dengan demikian, setiap mahasiswa diharapkan memiliki tujuan yang jelas dan produktif.

  1. Ruang sendiri membantumu memperbaiki hubungan dengan orang lain
Baca Juga  Mahasiswa Hobi Nonton Anime Tidaklah Childish

Ada suatu saat dimana terkadang hubungan seseorang dengan orang lain tak berjalan dengan baik. Ada saja yang membuat hubungannya longgar bahkan sampai kandas dan complicated, entah dengan teman, pacar, dosen, atau bahkan mungkin orangtua. ‘Ruang sendiri’ berperan dalam memperbaiki hubungan tersebut. Dengan flashback sejenak, mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk berbagai kemungkinan yang akan terjadi kedepannya. Ruang sendiri membantumu sejenak ‘melampiaskan’ kekesalanmu dan akhirnya bangkit ‘Okay, aku akan berdamai dengan diriku sendiri. Kemudian aku bisa berdamai dengan orang lain.’

  1. Ruang sendiri membantumu menemukan kembali siapa dirimu

Beberapa orang bingung dengan identitasnya. Who am I? Orang seperti apa ‘aku’ ini?  Apa potensi dalam diriku? Apa kekurangan dan kelebihan dalam diriku? Dapatkah aku melakukan ini? Dapatkan aku memperbaiki itu? Dapatkah aku menjadi demikian? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu hanya dapat dijawab ketika mahasiswa berada dalam ruang sendiri. Tentu saja dengan berbagai kegiatan lain yang mendukungnya seperti diskusi dengan teman dekatnya, orangtua, atau bahkan mungkin dosen yang dapat memberinya ‘personal touch’ untuk memotivasi mereka.

Lalu bagaimana caranya untuk mendapatkan Ruang Sendiri?

  1. Putuskan hubungan dengan gadget

Menjaga jarak dengan gadget atau dalam bahasa Indonesia disebut ‘gawai’ tentu saja bukan hal instan yang serta merta mudah dilakukan di ‘zaman now’ ini. Hal ini tentu saja bukan berarti mahasiswa mengalienasi diri dari gadget. Namun setidaknya, mahasiswa perlu mengalokasikan waktu barang dua, tiga jam atau mungkin satu, dua hari di akhir pekan. Pastikan ketika membuka gadget, kamu hanya perlu menghubungi seseorang yang benar-benar urgent. Dengan demikian meski hanya dalam waktu yang singkat, kamu dapat melakukan aktivitas yang kamu suka dengan lebih intim.

  1. Bangun lebih awal

Jika biasanya kamu bangun agak siang atau bangun pagi, lalu tidur lagi, maka ada baiknya sesekali kamu bangun lebih awal. Pagi hari adalah waktu dimana pikiran dan perasaan masih fresh. Di saat inilah kamu dapat menghirup udara segar. Tak perlu jauh-jauh, hanya perlu pergi ke kostan lantai tiga. Atau jika kamu hobi olahraga, kamu dapat jogging lima belas hingga tiga puluh menit di sekitaran kompleks kosan. Atau kamu dapat sekadar membaca buku favorit kamu cukup dua atau tiga halaman. Atau kamu juga bisa mendengarkan lagu favorit kamu. Bagaimana, tertarik?

  1. Kunci pintu
Baca Juga  Anti Gagal! Inilah Tips Jawab Pertanyaan Sulit Saat Presentasi di Kelas

Kamu ngapain sendirian di kamar? Mungkin hal ini terdengar agak sedikit aneh. Namun demikian, salah satu cara ini dapat kamu coba. Hal ini bukan berarti kamu mengurung diri. Misalnya ada teman yang menyerobot masuk, pahamkan dia dengan kalimat yang tidak menyinggung perasaannya. ‘I am sorry, I need me, myself for a while.’

  1. Manfaatkan waktu makan siang

Makan siang? Seberapa penting makan siang? Beberapa orang mungkin menganggap makan siang bukanlah momen yang spesial. Namun siapa sangka bahwa makan siang adalah waktu paling cocok bagi seseorang untuk benar-benar menikmati makanannya. Tidak seperti sarapan atau makan malam yang biasanya benar-benar dipersiapkan, makan siang adalah saat dimana kamu dapat memilih tempat dan waktu yang cukup fleksibel setelah melakukan berbagai aktivitas yang cukup menguras tenaga. Momen makan siang inilah yang dapat me-recharge energi kamu.

  1. Buat jadwal untuk me-time

Make a schedule. Kuliah saja pakai jadwal, begitu pula untuk me-time. Bagi mahasiswa biasa yang tidak ikut banyak organisasi, me-time mungkin bisa lebih fleksibel. Namun bagi mahasiswa yang mengikuti banyak organisai atau mungkin ‘nyambi’ kerja, tentu me-time harus benar-benar dipertimbangkan. Pastikan kamu menandai kalendarmu setiap kali kamu teringat untuk me-time, supaya kamu ingat dan tidak hanya ‘sekadar wacana’. Tapi aku nggak well-planned orangnya, how? Se-random apapun kamu, kamu tetap perlu membuat jadwal untuk kegiatan-kegiatan penting yang akan kamu jalani. Tak perlu terlalu strict, cukup dengan setidaknya habis pulang kuliah nanti mau ngapain? Habis ke ‘burjonan’ mau ngapain? Habis nyuci mau ngapain? Just simply like that!

Siapkah kau tuk jatuh cinta dengan dirimu sendiri? Berat ya? Bilang sama Dilan, yang berat itu bukan rindu tapi berdamai dengan diri sendiri. Exactly, slow but surely, kamu harus kembali kepada dirimu sendiri. Selamat menemukan dan menjadi dirimu, kawan.

Retna Ikawati

Pengagum Bau Hujan, Se-Bar Nada-Nada dan Aroma Buku Baru

Related Articles

Back to top button
X