Pojok #UNYuTips

Cara Terbebas dari Kebiasaan Menunda Pekerjaan

Hayoo siapa sobat mahasiswa yang termasuk jajaran kaum deadliner’s, nih? Menunggu good mood dulu baru mengerjakan? Menggampangkan tugas dengan dalih “kalau besok bisa kenapa harus sekarang?”. Ujung-ujungnya keteteran sendiri waktu mengerjakan.

Kebiasaan menunda pekerjaan atau tugas ini disebut dengan procrastination (prokrastinasi). Istilah Prokrastinasi berasal dari kata “pro” yang berarti “maju/lebih menyukai/ke depan” dan “crastinus” yang berarti “besok”. Dikutip dari Gramedia (10/9/2021), merujuk pada pengertian dari Joseph Ferrari, Ph.D, seorang profesor dari De Paul University, Chicago, menyatakan bahwa prokrastinasi merupakan kecenderungan dalam menunda melakukan suatu hal hingga merasakan tidak nyaman saat menit-menit terakhir deadline.

Orang yang sering melakukan prokrastinasi ini biasanya memiliki mindset bahwa ide akan lebih cepat mengalir ketika mendekati tenggat/deadline. Hal ini dikarenakan terdapat dorongan/tekanan untuk cepat-cepat menyelesaikan tugas. Kalau kata anak zaman now, sih, mepet deadline lebih menantang! Sekali-dua kali masih oke-lah. Tapi kalau berkembang menjadi kebiasaan yang mendarah daging, jangan deh! Di samping akan keteteran dan bikin perasaan tidak tenang, prokrastinasi ini membuat hidup jadi kurang teratur. Waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mengerjakan justru terbuang percuma. Capaian hasilnya juga dinilai kurang maksimal sebab dalam pengerjaannya dilakukan secara apa adanya dan spontan. Tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkannya matang-matang.

Kebiasaan menunda-nunda ini selain dapat merugikan diri sendiri juga bisa merugikan orang lain. Misalkan ada deadline tugas kelompok yang seharusnya selesai 2 hari sebelum pengumpulan, tetapi karena salah satu anggota mengerjakan mepet deadline maka anggota yang lain masih harus menunggu. Kebiasaan buruk seperti ini harus segera dihilangkan. Nah, berikut penulis sajikan beberapa cara yang mungkin bisa dicoba agar terbebas dari kebiasaan menunda pekerjaan/tugas :

  1. Menentukan Skala Prioritas
Baca Juga  Penting! Ini Perbedaan Resume dan CV
source : freepick

Teman-teman pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah skala prioritas, kan? Skala prioritas biasanya diterapkan pada bidang ilmu ekonomi.  Secara umum skala prioritas merupakan pengurutan kebutuhan/pekerjaan berdasarkan tingkat kepentingannya. Penyusunan skala prioritas dimaksudkan supaya pekerjaan lebih efisien dan efektif dalam penyelesaiannya. Skala prioritas memberikan hasil yang lebih maksimal karena membantu dalam memfokuskan pekerjaan. Penerapan skala prioritas ini misalnya dalam bentuk to do list.

  1. Mulai Mencicil Pekerjaan

Pekerjaan akan terasa banyak apabila hanya dipikirkan saja. Maka dari itu, mulailah dengan mencoba menyelesaikan satu per satu secara perlahan. Mulai dari pekerjaan yang dianggap paling mudah diselesaikan. Akan lebih baik lagi jika pekerjaan tersebut langsung dikerjakan setelah didapatkan. Mencicil bukan berarti harus merampungkan saat itu juga. Jika pekerjaan terlalu sulit, berhentilah sejenak. Beri jeda untuk beristirahat lalu teruskan pada hari esoknya. Dengan begitu waktu yang digunakan lebih efisien.

3. Mengatur Suasana Belajar

source : freepick

Suasana berperan cukup penting dalam memengaruhi mood. Bayangkan jika kita berada di lingkungan dengan suasana yang ramai dan sangat berisik, alih-alih fokus menyelesaikan pekerjaan kita justru akan lebih terpancing emosi. Mengatur suasana belajar yang nyaman dapat meningkatkan konsentrasi dan gairah belajar, sehingga menurunkan kadar stres dan tegang. Setiap orang dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman menurut perspektif masing-masing. Misalnya, sambil mendengarkan musik, makan camilan, mengerjakan kelompok, atau berada di tempat yang benar-benar sendirian.

Baca Juga  Persiapan Menjelang Ramadhan Versi Anak Kost

4. Apresiasi Diri

source : freepick

Apresiasi diri merupakan bagian kecil yang terkadang kita lupakan. Padahal mengapresiasi diri termasuk dari bagian menghargai diri sendiri. Jadikan apresiasi diri sebagai motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan. Bisa dalam bentuk self reward sederhana untuk mendorong semangat mengerjakan. Misalnya, jika bisa menyelesaikan tugas A dalam waktu 1 jam, setelahnya boleh menonton televisi/drama. Atau lebih sederhananya lagi kita bisa melayangkan pujian kepada diri sendiri ketika berhasil memecahkan suatu pekerjaan yang sulit. Dengan begitu, apresiasi ini mampu meningkatkan rasa kepercayaan terhadap diri sendiri.

5. Niat dan Konsistensi

source : freepick

Terakhir, yakni niat dan konsisten. Niat yang kuat memberi dorongan besar kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Namun, niat tidak dilandasi dengan rasa konsistensi tidak akan berjalan maksimal. Konsistensi yang baik akan membentuk kebiasaan-kebiasaan yang positif. Sikap konsisten berarti mencerminkan kepribadian yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, niat dan konsistensi harus beriringan.

Related Articles

Back to top button
X