AsmaraPojok #UNYu

Jadilah Mahasiswa JOMBLO yang produktif

Halo para jomblo! Malam minggu kalian habiskan dimana? Dikamar atau hangout bersama para sahabat? Apapun itu, mari menjadi jomblo yang produktif. Jomblo yang menghabiskan waktu di kamar dengan menghasilkan suatu karya, atau juga jomblo yang selalu membangun persahabatan dimana saja, dan kapan saja.

mojok_jomblo

Ada kalanya seseorang membutuhkan waktu untuk mengurus dan memuaskan diri dalam kesendirian. Cocok sekali untuk para jomblo yang tidak memiliki keterikatan selain pada keluarga. Mereka bebas jungkir balik dimana pun tanpa ada yang mengganggu. Walaupun, oleh orang lain kadang terlihat mengenaskan. Tapi, justru dengan kesendirian itu seseorang dapat fokus dalam mengoreksi diri dan lebih fokus dalam menggapai ambisi.

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan jomblo. Jomblo juga makhluk hidup yang juga bernafas dan bisa merasakan lapar. Jomblo akan terlihat salah jika dia seorang diri berada di antara pasangan makhluk hidup yang sedang memadu cinta. Bukan hanya salah, tapi juga terasa seperti kiamat. Begitulah sebenarnya permasalahan jomblo, ada kalanya mereka merasa sendiri, tidak ada yang mencintai dan dicintai.

Sebenarnya, jika berpikir dengan bijak, orang akan berkata bahwa jodoh orang tidak ada yang tahu. Masing-masing orang mempunyai proses yang berbeda dalam hal jodoh. Mungkin saja, seseorang dibuat jomblo agar lebih sering menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri. Selain itu, mungkin saja dia terlalu banyak mendapatkan dan menjaga cinta dari keluarga ataupun sahabat terdekatnya.

Baca Juga  3 Tipe Mahasiswa “Boros”

baca juga : Menjadi Jomblo Elegan, Why Not !!!

Seorang jomblo akan lebih baik jika menghabiskan waktunya bersama keluarga dan sahabat terdekatnya. Hal tersebut karena, mereka akan memberikan energi positif yang dapat meningkatkan dan memelihara kebahagiaan di setiap harinya. Maka, agar menjadi jomblo yang produktif, berikut tipsnya.

Perbanyak waktu kita untuk berbincang dengan keluarga juga perbanyak melakukan kegiatan produktif selama kuliah. Terkadang, masa kuliah membuat kita melupakan orangtua atau keluarga yang mengkhawatirkan kita setiap harinya. Jadwal kuliah yang padat, sosialisasi dengan teman-teman kampus, bahkan organisasi menuntut kita untuk menghabiskan waktu hampir seharian di luar rumah dan baru selesai sampai larut malam. Bahkan tak jarang bagi pelajar asli Jogja yang berdomisili cukup jauh dari area kampus harus menginap di kost terdekat.

Bagi pelajar yang di tanah rantauan, kepadatan kegiatan kuliah membuat intensitas komunikasi dengan keluarga juga berkurang. Dari mulai jarang memberi kabar orangtua di rumah, jarang menelpon, jarang mengirim sms, dan jarang mudik. Begitulah konsekuensi yang harus di hadapi saat aktif dalam kegiatan kampus. Walaupun, manfaatnya sangat besar dan sudah pasti mengalihkan kegalauan terhadap status jomblo yang sedang disandang.

Baca Juga  Kurikulum Indonesia Adalah Sistem Pelajaran, Bukan Sistem Pendidikan

Selain memperbanyak berbincang dengan keluarga dan menyibukkan diri dalam kegiatan kampus, jalan-jalan juga sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan emosi dan jiwa kita. Dengan menyempatkan diri untuk jalan-jalan, itu sama saja dengan kita memperlakukan diri kita secara manusiawi. Mahasiswa bukanlah robot yang tak bisa bosan melakukan banyak kegiatan setiap harinya. Tubuh, otak, dan emosi kita perlu diperlakukan dengan baik. Salah satu caranya, dengan jalan-jalan. Entah itu hanya menikmati suasana pagi hari yang menyegarkan, atau dengan berpetualang.

Terakhir adalah dengan menekuni kegemaran atau hobi kita. Kegemaran atau hobi yang positif dan produktif. Setidaknya dengan hobi itu, badan dan kemampuan otak kita terus berkembang dan terasah. Jangan lupa juga untuk selalu menemukan hal-hal baru yang dapat menambah pengetahuan kita di setiap harinya. Bukankah akan jauh lebih baik jika setiap harinya ada minimal satu ilmu atau pengetahuan yang kita dapatkan? Dengan status jomblo, semua itu akan mudah dilakukan. Karena jomblo membuat kita lebih mudah mengembangkan diri dan mengeksplor sampai mana batas kemampuan yang ada di dalam diri kita.

Libriana Candra

Mahasiswi Pendidikan Sosiologi |Menulis, Backpacking |amarisdaren.blogspot.com

Related Articles

Back to top button
X