Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup sering dilanda bencana dan salah satu bencana yang kerap terjadi adalah banjir. Faktor penyebab banjir sendiri adalah pembuangan sampah sembarangan sehingga menyumbat saluran air atau gorong-gorong. Penanggulangan banjir tentunya dapat diatasi dengan mudah, jika faktor penyebab banjir dapat terlihat dengan kasat mata, namun karena saluran air sebagian besar tertutup sehingga cukup sulit pada pengecekannya
Dari fakta dilapangan tersebut Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan sebuah sistem kendali untuk membantu memonitoring ketinggian endapan dalam saluran air tertutup. Mereka adalah Muhammad Mu`tasimbillah Ghozi, Dwiana Rahmawati , Diky Ansor Rosadi, Desy Nurhidayah dan Fitra Kalih Aswaldi. Alat tersebut diberi nama APESAT atau Alat Pendeteksi Saluran Air Tertutup.
Tim yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa di bawah bimbingan dosen Pendidikan Teknik Elektro, Muhammad Ali. Alat tersebut dikelola secara digital dan langsung dapat dimonitor melalui layar LCD. “Dengan sistem tersebut maka mempercepat pengelola dalam mengecek saluran air yang tertutup,” ungkap Ghozi, selaku ketua tim ini.
Cara kerja alat ini yaitu, ketika system aktif, dan alat diarahkan ke area gorong-gorong yang akan diukur endapan dan sumbatanya, dan APESAT akan langsung mendeteksi jarak endapan tersebut. Kelebihan lainya adalah mampu membedakan antara sampah yang masih mengalir, endapan, dan sumbatan, alat ini dapat tahan digunakan dalam air hingga suhu 65 drajat. Sehingga jarak yang ditampilkan di LCD akurat.
Dengan alat ini diharapkan mampu membantu petugas drainase dalam mencegah banjir lebih dini, karena data yang ditampilkan di LCD selalu update sesuai waktu pengecekan sehingga kerugian yang ditimbulkan banjir dapat diminimalisir. Pengembangan system ini juga sudah kami rencanakan untuk kebutuhan yang lebih kompleks. APESAT juga telah diikutsertakan dalam seminar internasional ICVET 2016