Pojok #UNYuTips

Kenali Ciri Toxic Relationship dan Cara Mengatasinya!

Siapa nih yang masa kuliahnya dihiasi rasa galau soal cinta?

Apakah di antara Sobat UNYu ada yang merasakannya?

Masa perkuliahan memang masa yang paling asyik. Kita dihadapkan pada peluang yang luas untuk mengembangkan diri, menggali potensi, dan meraih mimpi. Selain itu, kita juga dihadapkan dengan ujian hati. Mungkin ada yang memilih untuk fokus belajar. Ada juga yang memilih untuk menjalin relasi dengan orang terkasihnnya. Semua adalah pilihan. Kita punya hak untuk memilih dan mesti siap menjalani konsekuensinya.

Kali ini kita akan bahas mengenai toxic relationship. Tenang, artikel ini juga sangat cocok untuk Sobat UNYu yang masih sendiri. Nah, teruntuk Sobat UNYu yang sedang menjalin relasi, artikel ini juga bisa menambah sudut pandang tentang relasi yang sehat.

Image by Mohamed Chermiti from Pixabay

Apa itu Toxic Relationship?

Sobat UNYu pasti taka sing dengan istilah toxic relationship, yaitu sebuah kondisi hubungan yang tidak sehat. Kondisi yang tidak sehat ini dapat memberikan dampak negatif untuk masing-masing individu/salah satunya. Julianto, et al. (2020) menuturkan jika hubungan yang toxic seperti ini rentan sekali membuat penderitanya menjadi tidak produktif, terjadinya gangguan secara mental, hingga dapat memicu terjadinya sebuah ledakan emosional yang berujung pada terjadinya tindak kekerasan.

Toxic relationship memang bisa membawa dampak signifikan bagi kehidupan individu yang sedang menjalin relasi. Sayangnya, masih ada orang-orang yang belum menyadari bahwa dirinya berada di situasi toxic relationship. Kira-kira, apa saja ciri-ciri hubungan yang tidak sehat itu?

Inilah Ciri-Ciri Toxic Relationship

Sebagian besar laki-laki atau perempuan tidak sadar jika mereka berada dalam hubungan yang tidak sehat. Nah, ada sebuah artikel menarik dari laman www.healthline.com berjudul Is Your Relationship Toxic? What to Look For. Artikel tersebut menjelaskan beberapa tanda-tanda sebuah hubungan sudah menjadi toxic. Berikut ini akan tersaji 5 tanda-tandanya.

Baca Juga  Merenungkan Ulang Makna Tri Dharma Untuk Mahasiswa ; Sekadar Konsepkah ?

1. Tidak supportif

Seseorang yang menjalin sebuah hubungan tentu menginginkan harapan agar tercipta suasana saling dukung. Mendukung cita-cita dan apapun yang memang sedang diperjuangkan. Jika antarindividu tidak ada sikap saling dukung, terciptalah kondisi untuk saling berkompetisi. Singkatnya, waktu yang Sobat UNYu habiskan bersama tidak lagi terasa positif. Sebaliknya, Sobat UNYu mungkin mendapat kesan bahwa kebutuhan dan minatnya tidak dianggap penting oleh pasangan.

2. Komunikasi yang beracun

Bagaimana perasaan Sobat UNYu kalau pasangannya kerap mengucapkan kalimat sinis/sarkas? Meskipun mungkin hanya untuk bercanda, jangan maklumi kalau pasangan sering mengejek/merendahkan secara verbal.

3. Iri atau cemburu berlebih

Iri atau cemburu memang emosi alamiah yang pasti dirasakan oleh tiap manusia. Namun, kalau sudah dalam kadar berlebih hingga terlalu posesif, tentu ini akan menghambat keharmonisan sebuah relasi. Kembali lagi pada poin pertama, sebuah pasangan sudah semestinya saling dukung, bukan menaruh rasa iri atau cemburu yang berlebihan.

4. Mengontrol perilaku

Mendapat pesan WhatsApp “kamu lagi di mana” atau “kamu sedang dengan siapa” mungkin terlihat begitu romantis. Namun, lagi-lagi sesuaikan porsinya. Kalau pasangan suka menaruh curiga/mengontrol perilaku, berarti ia tidak memberikanmu sikap kepercayaan.

5. Tidak jujur

Pernahkah pasanganmu mengatakan kalau ia sedang istirahat di rumah, tetapi nyatanya pergi keluar bersama teman-temannya? Sobat UNYu perlu memastikan apa alasannya berbohong seperti itu. Apakah ia menyembunyikan sesuatu? Hubungan yang sehat tentu dilandasi dengan komunikasi yang baik dan sikap saling terbuka.

Jika Terlanjur Terjebak Toxic Relationship, Apa Langkah Selanjutnya?

Sebuah keputusan yang cukup dilematis saat Sobat UNYu merasa sudah berada dalam toxic relationship. Lamanya sebuah hubungan atau kenyamanan yang terlanjur terjalin mungkin menjadi salah satu pertimbangan yang membuat dilema. Kalau Sobat UNYu menemukan salah satu/salah dua/salah tiga/salah lima dari ciri-ciri di atas, kalian mesti berani untuk mengambil tindakan. Apakah doi ada keinginan untuk berubah/memperbaiki perilakunya?

Baca Juga  Inilah Soundtrack Buatmu, Yang Berhasil Move On

Jangan mau menghabiskan banyak waktu untuk makan hati. Masing-masing individu tentu perlu saling komunikasi dan menyelesaikan apa yang menjadi sandungan dalam relasinya. Memang, tidak ada manusia yang sempurna. Namun, akan lebih baik kalau setiap pasangan berkenan untuk introspeksi diri dan memperbaiki diri. Sebuah hubungan yang sehat tentu mampu memberikan ruang yang nyaman untuk saling bertumbuh, bukan saling menyalahkan, apalagi menyakiti. Jika hubungan kalian dirasa sudah sangat memengaruhi kesehatan mental, fisik, dan emosional, jangan ragu untuk konsultasi ke psikolog.

Gimana Sobat UNYu? Jika kalian sedang menjalin sebuah relasi, semoga tulisan ini bisa menambah sudut pandang tenteng toxic relationship. Lalu, jika kalian tidak dalam menjalin sebuah relasi, semoga tulisan ini bisa menjadi referensi untuk kalian dalam mempersiapkan relasi yang sehat di masa yang akan datang. Kemudian, tak perlu risau jika kalian ada yang belum pernah menjalin relasi. Masa kita saat ini adalah belajar dan menuntaskan kewajiban kuliah. Jadi, menjalin sebuah relasi di masa kuliah adalah opsional.

Referensi

Julianto, V., Cahayani, R. A., Sukmawati, S., Saputra, E., & Aji, R. (2020). Hubungan antara Harapan dan Harga Diri Terhadap Kebahagiaan pada Orang yang Mengalami Toxic Relationship dengan Kesehatan Psikologis. Jurnal Psikologi Integratif, 8(1), 103–115.

Lamothe, C. (Sep 9, 2021). Is Your Relationship Toxic? What to Look For. Healthline. https://www.healthline.com/health/toxic-relationship.

Anis Safitri

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY @irtifassina

Related Articles

Back to top button
X