JogjakuKuliner

Rawon Mbah Maryam : Rawon Premium Sekitar UNY Yang Harus Kamu Coba

Jam makan siang tiba, sementara cuaca di UNY sedang panas-panasnya. Hal ini membuat beberapa mahasiswa berlarian untuk menemukan tempat makan sekaligus tempat ngadem terbaik. Beberapa diantaranya lari ke Burjo atau Angkringan, beberapa lagi lebih memilih ke Food Court dekat Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) yang terkenal sejuk itu.

Aku yang sedari pagi hanya minum air putih tetiba ingin makan makanan yang panas, pedas dan bikin keringetan. Ada beberapa jawaban atas keinginganku tersebut; makan di Preksu, SS atau Ayam Geprek Mas Kobis. Tapi, ah aku ingin yang ada kuahnya.

Aku mengitari beberapa fakultas di UNY. Saat melewati Plaza UNY entah mengapa aku ingin belok ke kiri. Sebuah neon box berukuran 3×1 meter menyambutku: Rawon dan Sop Daging Mbah Maryam khas Jawa Timur. Jujur aku tertarik saat membaca Jawa Timur-nya. Aku sendiri pernah menghabiskan masa SMA di Jawa Timur. Sudah lebih dari 10 tahun, dan sepertinya aku ingin membunuh rindu pada Jawa Timur dengan makan makanan khas Jawa Timur.

Baca Juga  KEDUNG KANDANG, Surga tersembunyi dibalik gunung api purba
instagram.com/rawonmbahmaryam/

Jadi, mampirlah aku dan memesan Nasi Rawon Campur serta Es Jeruk. Belum ada 10 menit, pesananku tiba. Rawon disajikan satu mangkuk dengan nasi dan kecambah. Ada juga telur asin, jeruk purut dan kerupuk udang yang disajikan secara terpisah. Aroma rawonnya.. hmmmm… sedikit buat rinduku pada Jawa Timur sedikit terobati.

Aku langusung mencampurkan rawon dengan sambal dan telur asin. Saat pertama kali masuk ke mulut, daging dan telur asinnya sangat terasa. Aku bertanya pada penjual;

“Ini daging apa mas? Kok empuk sekali?”

“Daging sapi premium, mas,” jawabnya sambil tertawa kecil.

Dengan sigap, aku mengahabiskan rawon di depanku. Baru setengah mangkuk, keringat langsung mengucur deras. Hah… sambalnya juga sangat juara! Sambal yang pas untuk makanan berkuah. Kerupuk udang di sampingku nampak meng-awe-awe. Akhirnya kusikat dan mencampurkannya dengan kuah rawon yang tersisa. Kriuk, kriuk, kriuk… kerupuk udangnya ternyata juga juara! Tidak apem!

Baca Juga  Camping di Pantai JUNGWOK

Satu mangkuk Rawon Campur ludes tak tersisa, aku langsung menuju kasir untuk membayar. Semuanya hanya habis Rp. 26.000 dengan rincian sebagai berikut:

  • Nasi Rawon Campur: Rp. 15.000
  • Es Jeruk: Rp. 4.000
  • Telur Asin: Rp. 4.000
  • Kerupuk Udang 2 biji: Rp. 3.000

Harga yang terbilang murah untuk rawon kualitas premium. Di Go-Food sendiri harga rawon saja bisa di atas Rp. 20.000 bahkan ada yang Rp, 45.000! Aku baru tahu, ternyata rawon itu bukan makanan sembarangan hehe. Oh ya, lokasi rawon tersebut ada di Jln. STM Mrian No. 4B, Caturtunggal, Depok, Sleman. Hanya 5 Menit dari Rektorat UNY.

Aku pamit ke mas penjual, lalu kembali ke kampus. Ada satu mata kuliah yang harus kulakoni di umur semesterku yang tak lagi muda ini. Semoga, kuliahku lancar jaya dan Februari ini bisa mengenakan toga sambil foto-foto bersama orang-orang terkasih.

Resi Imam Bargowo

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UNY

Related Articles

Back to top button
X