Tipe Dosen Idaman Para Mahasiswa Saat Kuliah Daring
Sebagai seorang mahasiswa, terlebih mahasiswa tingkat akhir, beban hidup yang dirasakan tentunya semakin lama akan semakin bertambah. Bagaimana tidak? Beban-beban ini sukanya datang keroyokan dan sering kali tidak memberi kami para mahasiswa waktu untuk istirahat. Laporan praktikum, hasil observasi, laporan pertanggungjawaban organisasi, tugas akhir, atau mungkin skripsi, semuanya datang tanpa kompromi dan toleransi alias datang secara bersamaan dan mendadak.
Sebetulnya, punya tugas banyak itu memang sudah menjadi kodrat seorang mahasiswa. Kitanya saja yang sering menunda-nunda pekerjaan sehingga tugas jadi semakin menumpuk dan berujung pada sebuah beban. Meskipun demikian, saya salut dengan mahasiswa yang aktif organisasi tapi tetap bisa mengumpulkan tugasnya tepat waktu. Apalagi kalau nilai yang muncul di kartu hasil studinya bisa sempurna. Sungguh, itu adalah keajaiban yang diimpikan mahasiswa lainnya.
Ngomong-ngomong soal nilai sempurna, itu semua pasti terjadi karena perantara seorang dosen yang memiliki hak memberi nilai kepada mahasiswanya. Nah, menurut kalian betul nggak sih kalau dosen yang dermawan dalam memberi nilai adalah salah satu tipe dosen idaman para mahasiswa? Penulis punya perspektif tentang tipe dosen idaman, nih! Kalau kalian ingin menambahkan atau memberikan tanggapan, boleh-boleh saja kok, sumonggo!
Dosen Yang Dermawan Dalam Memberi Nilai
Serajin atau semalas apapun mahasiswa, jika dosennya merupakan seseorang yang perfeksionis, tentu akan sulit untuk bisa mendapatkan nilai sempurna. Kami akan sangat bersyukur jika dosen yang adil dalam memberikan nilai masih lebih banyak.
Mayoritas dosen mungkin memberi nilai berdasarkan kinerja mahasiswanya. Kalau mahasiswanya tertib mengumpulkan tugas sesuai batas waktu yang sudah ditentukan dan hadir setiap jam perkuliahan, kemungkinan dosen akan memberi nilai sempurna. Dosen yang tidak mempersulit pemberian nilai alias dermawan dalam memberi nilai adalah tipe dosen idaman mahasiswa.
Dosen Yang Interaktif
Pemberian materi yang diberikan oleh dosen secara gamblang merupakan hal yang disenangi mahasiswanya. Tapi, seandainya metode pembelajaran yang digunakan dosen adalah metode ceramah, mahasiswa yang mendengarkannya pasti akan cepat bosan. Terlebih sistem kuliahnya masih daring dan menggunakan video conference lalu di akhir pembelajaran dosen tersebut memberikan pertanyaan. Sungguh membuat jantung berdetak dua kali lebih cepat jika memiliki dosen yang seperti ini.
Sebaliknya, dosen yang disenangi mahasiswa adalah dosen yang mempunyai metode belajar interaktif. Interaktif ini dalam artian adanya dialog menyenangkan antara dosen dan mahasiswa. Entah itu percakapan di luar materi yang bisa mencairkan suasana kelas atau tanya jawab antara dosen dan mahasiswa dengan menggunakan metode yang menarik, bukan hanya ceramah saja. Jika metode pembelajaran yang diterapkan dosen menyenangkan, materi tentu menjadi lebih mudah dipahami. Nah, hal ini tentu menjadikan sebuah pertanyaan bukan hal yang sulit untuk dijawab. Dosen yang seperti ini adalah dosen idaman para mahasiswa.
Dosen Yang Fleksibel
Video conference adalah salah satu media yang digunakan saat kelas online. Di dalamnya, terdapat fitur kamera dan mikrofon yang bisa dihidupkan atau dimatikan. Beberapa dosen mengharuskan mahasiswanya untuk menghidupkan kamera selama kelas berlangsung. Bahkan, ada tipe dosen yang menganggap tidak hadir mahasiswanya jika kamera tersebut tidak dinyalakan. Lebih parahnya, ada juga tipe dosen yang tidak mau mengajar jika salah satu mahasiswa tidak menyalakan kameranya. Memang dengan menghidupkan kamera itu adalah bentuk menghargai kita terhadap kepada dosen yang mengajar sehingga apa yang beliau jelaskan tidaklah sia-sia. Akan tetapi, dosen yang memaksa mahasiswanya untuk menghidupkan kamera bukanlah dosen impian para mahasiswa. Mungkin memang banyak mahasiswa yang meberikan alasan tidak jelas perihal menghidupkan atau mematikan kamera. Tapi bagaimana dengan mahasiswa yang betul-betul kesulitan sinyal? Jangankan mau menghidupkan kamera, mendengarkan penjelasan dosen saja sering terputus-putus.
Dosen yang cocok dijadikan idola adalah beliau yang fleksibel dalam urusan kamera hidup atau mati. Urusan dihargai atau tidak, beliau kembalikan pada mahasiswanya. Toh, yang membutuhkan kepahaman adalah mahasiswa, bukan para dosen. Mungkin yang terpenting bagi dosen adalah mahasiswanya tetap mendengarkan, tugas tetap dikerjakan, dan nilai ujian selalu memuaskan. Sayangnya hal tersebut memiliki kemungkinan yang kecil bisa dilakukan oleh mahasiswa. Haha.
Nah, itu tadi adalah 3 tipe dosen idaman mahasiswa, khususnya mahasiswa online. Pesan saya, bagaimanapun tipe dosen kita saat ini, kita tetap harus menerimanya. Sebab lewat perantara beliau-beliaulah kita bisa mendapatkan ilmu. Terlepas dari menjadi dosen idaman atau tidak, kita harus tetap menghormati dan menghargai perjuangan beliau karena kita tidak tahu hal apa saja yang sudah dikorbankan. Barang kali beliau sudah berusaha keras untuk mempersiapkan materi yang akan dijelaskan kepada mahasiswa sampai mengorbankan waktu tidur, kan tidak ada yang tahu.